Visitors

Rabu, 01 Mei 2013

Manchester United's Hero of 2012/13



    Musim ini berjalan cukup lancar dengan penurunan performa sang tetangga sekaligus rival juara, hingga keunggulan 15 poin sempat diraih. Sir Alex Ferguson sempat mengatakan bahwa ini mungkin skuat terkuat yang pernah dimilikinya, tapi benarkah hal itu?



          Di sektor kiper David de Gea berkembang pesat dan menegaskan bahwa ia adalah pilihan nomor 1 di bawah mistar United. Lindegaard tidak bisa lagi mengimbanginya sebagai deputi. Meski kebobolan banyak diawal musim, hal itu tidak sepenuhnya salah kiper asal Spanyol ini, lini belakang United memang bermasalah diawal musim. Di musim ini, pemandangan bek-bek United yang bekerja keras menghalau seluruh bola atas tidak lagi sesering musim lalu, dan ini karena ia tidak lagi canggung saat mengatasi bola lambung dan umpan silang.

         Di sektor bek, Rafael berkembang pesat, mungkin inilah musim terbaiknya. Sementara itu Evra melanjutkan konsistensi musim lalu (ditambah agresivitas berbuah beberapa gol) dan Ferdinand kembali ke kelasnya di paruh kedua musim. Evans terus berkembang dan kembalinya Vidic di pertengahan musim memberi rasa aman bagi United. 

         Di "ruang mesin" ada 1 nama yang menonjol musim, bahkan pengakuan didapatnya dari seluruh Inggris. Michael Carrick tengah menikmati musim terbaiknya dengan konsistensi hebat seiring usia. Cleverley berkembang dengan baik dan Scholes punya form yang (hampir) permanen. Giggs yang mulai digeser ke tengah juga tampil baik meski terkadang beresiko, contoh simpelnya adalah Derby Manchester di Old Trafford musim ini.

1 dari 3. Hattrick Robin van Persie memastikan gelar ke-20
         Sementara itu 'predator-predator' United tampil garang dengan Robin van Persie memimpin barisan. Chicha menata reputasinya sebagai supersub dan Rooney tetap menjadi tokoh penting yang merancang permainan namun juga menyumbang gol. Welbeck sering digeser ke sayap musim ini sehingga rekening golnya amat minim tapi perannya dalam 2 leg melawan Real Madrid sangat krusial. Di leg pertama ia mencetak gol dan di leg kedua ia meredam Xabi Alonso di tengah hingga kartu merah kontroversial Nani mmebuatnya kembali ke sayap dan mengacaukan permainan United.

          Debutan seperti Shinji Kagawa tampil cukup baik meski kemampuan aslinya seperti di Dortmund belum terlihat. Powell dan Buttner punya kesempatan minim, tapi penampilan mereka cukup baik saat turun, apalagi dengan gol mereka dalam debut.

          Dengan segala hal positif yang tertulis diatas apakah musim ini bisa dibilang sempurna? Menurut saya sendiri tidak. Gelar FA harus menunggu lebih lama lagi dan terlepas dari Cuneyt Cakir yang kontroversial, tersingkir dari Liga Champions bukan sepenuhnya kesalahannya mengingat United juga tidak superior atas Madrid. Selain itu hal paling menyesakkan musim ini adalah performa super jeblok para pemain sayap. Valencia seperti terbebani nomor punggung 7, Young tampil sangat standar, dan Nani inkosisten. Perombakan di sektor ini pada musim panas amat mungkin terjadi.

           Well, dengan segala baik buruk penampilan para pemain, kehadiran gelar EPL sendiri sudah memberikan kebahagiaan bagi fans saat mengingat musim lalu yang menyesakkan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar